UPacara Adat Sampai Sekarang - kota yogyakarta

Tuesday, March 6, 2018

UPacara Adat Sampai Sekarang

Kota yogykarta atau yang sering kita kenal sebagi kota instimewah yang memiliki begitu banyak kebudanyaaan, tradisi, Sejarah keratonya. Dan Masih ada banyak lagi yang sampai sekarang pun masih bisa kita lihat dan masih bisa kita temui.
Berikut bebepa upacara adat yang masih tetap ada sampaik sekarang.

1. Upacara Sekaten
           Adalah upacara yang dilakukan pada saat ulang tahun atau kelahiran nabi Muhammad SAW yang biasanya diadakan pada tanggal 5 bulan jawa mulud (Rabiul Awal Tahun Hijriah). Yang biasnya upacara ini dilakukan di alun alun kota yogyakarta, Upacara ini juga dulu pernah dipakai oleh sultan Hamangkubuwono 1 yang mendirikan keraton yogyakarta untuk mengundang masyarakat untuk mengenalkan islam dan mengajaknya untuk memeluk agama islam.

Saat malam pertama upacara tiba biasanya diiringi dengan abi dalem (penggawa Kraton). Bersama Dengan set  Gamelang jawa kyai Nogowilogo dan kyai Gunturmadu Biasanya iri iringan ini dimulai dari Pendapa Ponconiti menuju masjid agung yang berada dialun alun. Biasanya kyai Gunturmadu berada pagongan diselatan masjid agung. Kedua Set gamelang akan tetap dimainkan sampai tanggal 11 bulan malud selama 7 hari secara berturut turut.



2. Upacar Muludan
       Adalah upacara puncak peringatan yang diperingati dengan Grebeng Muludan. Yang biasanya dilakukan pada tanggal 12 rabiul awal (persis ulang tahun nabi muhammad) dilakukan dari pukul
 08.00 -10.00 WIB.  Dariupacara ini biasanya ada sekitar 10 gregada (kompi) yaitu terdiri dari : Perajurit keraton, Wirabraja, Dhaheng, Patang puluh, Jaga karya, Prawiratama, Nyutra, Ketanggung, Matrijero, Surakarsa, dan Bugis.
 Sebuah gundukan yang hampir mirip dengan gunung yang dibawa diatas pundak perajurit yang terbuat dari beras ketan, makanan, buah buahan, dan sayur sayuran. Yang akan dibawa dari istanah  Kemandungan lalu melewati  Sitihinggil  dan Pagelaran menuju masjid agung stelah gundukan gunung ini selesai didoakan kemudian dibagikan kepada masyarakat.
 Masyarakatpun mempercayainya gungan yang diangap sakral biasanya akan di8bawa pulang untulk ditanama di sawah dan ladang agar sawah sawah dan ladang mereka menjadi subur.

3. Upacara Labuhan
        Adalah upacara yang biasanya dilakukan oleh kerajaan mataram sejak abad ke-X111 sejak sekarang dikota yogyakarta. Masyarakat yogyakarta menyakini jika melakukan upacara pelabuhan akan membawa keselamatan, kesejahteraan dan ketentraman.
 Upacara ini juga dilakukan di 4 temapat berbeda yang memiliki jarak yang berjauhan yang biasanya dari ke-4 tempat ini memiliki latar belakang sejarah. ke-4 tempat pelabuhan itu adalah: 
1. Dlepih yang berada diKAB, Wonogiri, Jawa Tenggah, 
2. Parangteritis di selatang yogyakarta.
3. Puncak Gunung Lawu 
4. Puncak Gunung Merapi.


Upacar ini hanya dilakukan atas perintah raja karena upavcara ini bersifat relegius yang biasanya dilaksanakan pada saat: Penobatan Sultan, Tingalan Panjenengan ( yaitu upacara ulang tahun sultan) dan upacara peringatan hari " WINDO"( Setiap 8 tahun umur raja).

4. Upacara Siraman Pusaka
         Adalah upacara yang biasanya dilaksanakan untuk membersihkan benda benda pusaka yang dimiliki keraton. Dan biasnya diadakan pada saat Bulan Suro tiba, baisanya dilakuakn pada hari jumat kliwon atau selasa kliwon dari pagi sampai sianghari yang biasany dilakukan selam 2 hari .
 Bentuk pusakan yang biasanya dibersihkan adalah: Tombak, Keris, PedanG, Kereta, Ampilan (banyak dhalang sawunggaling). 
Benda pusaka yang diangap paling penting oleh angota keraton adalah: Tombak K.K Ageng Plered, Keris K.K Ageng Sengkelat, Kereta Kuda Nyai Jimat, Benda pusaka ini diangap paling penting karena hanya  Sri Sultanlah yang membersihkan K.K Angeng Plered dan kyai  Ageng Sengeta . Dan untukbenda benda pusak lainya dibersihkan oleh pagereran dalem dan Bupati.



 

No comments:

Post a Comment